Mesin mobil adalah sebuah sistem yang cukup kompleks, semua parts
bekerjasama untuk menghasilkan tenaga yang akan dikonversi menjadi daya gerak
mobil tersebut. Mari kenali beberapa Parts mesin yang krusial.
Berikut adalah istilah-istilah pada mesin dan bagian-bagian mesin
yang dirasa perlu kita ketahui :
DOHC
Double Over Head Camshaft (disebut juga twincam). 2 (dua) camshaft
dalam 1 (satu) cylinder head. Pada timor, diaplikasikan pada S515i yang
menggunakan teknologi injeksi pada system pembakarannya.
SOHC
Single Over Head Camshaft. 1 camshaft dalam 1 cylinder head, pada
timor diaplikasikan pada S515 yang menggunakan teknologi karburator pada system
pembakarannya.
ECU
(DOHC)
Engine Control Unit, dikenal juga dengan EMS atau Engine
Management System, adalah system elektronik yang mengontrol beberapa aspek pada
mesin. ECU menentukan jumlah bensin, waktu pengapian dan beberapa parameter
lain yang dimonitor oleh sensor yang ada dimesin yang memberikan signal berupa
besaran arus atau resistansi.Letaknya kurang lebih di bawah tape mobil (didalam
Kabin)
TPS
(DOHC)
Throttle Position Sensor, adalah sensor yang digunakan untuk
memonitor posisi throttle pada mesin. Sensor ini biasanya berbentuk
potensiometer yang berubah-ubah nilai resistansinya sesuai dengan posisi
daripada flap. Signal yang dihasilkan kemudian dikirimkan ke ECU sebagai input
untuk mengontrol Waktu pengapian dan waktu injeksi.
Biasanya terletak pada Throttle body bagian butterfly spindle
(flap throttle), sehingga dapat secara langsung memonitor posisi bukaan dari
flap tersebut.
ATS
(DOHC)
Air Temperature Sensor, sensor yang berfungsi untuk menghitung
temperatur udara yang masuk. Letaknya pada belalai gajah
MAP
Sensor (DOHC)
Manifold Absolute Pressure Sensor, adalah sensor yang menghasilkan
informasi tekanan secara instant yang digunakan untuk menghitung kepadatan
udara (air density) dan menentukan Air Mass Flow Rate yang kemudian digunakan
ECU untuk menghitung jumlah aliran bahan bakar yang sesuai,
Data-data lain yang diperlukan untuk kendaraan yang menggundakan
MAP system adalah Speed Density, Putaran mesin, dan temperatur udara. Letaknya
diatas pipa AC (diruang Mesin), berbentuk kotak hitam ukuran sebesar korek api.
WTS
(DOHC)
Water Temperature Sensor, sensor yang berfungsi untuk menghitung
temperatur air pendingin yang bersirkulasi di dalam mesin. Letaknya di dekat
transmisi.
ATS
(DOHC)
Air Temperature Sensor, sensor yang berfungsi untuk menghitung
temperatur udara yang masuk. Letaknya pada belalai gajah
ISC
(DOHC)
Idleup Speed Control, adalah part yang berfungsi untuk menjaga
iddle / putaran mesin pada saat beban lain menyala, seperti AC dan Power
Steering. Berfungsi juga sebagai automatic choke pada saat mesin dingin, pada
timor karburator (SOHC) alat yang kurang lebih berfungsi sama dikenal dengan
nama Vaccum Tripple Act.
Hydraulic Lash Adjuster, adalah part yang berfungsi untuk menjaga
celah bukaan katup / klep agar tetap 0.00 mm, dengan adanya part ini, timor
kita tidak akan pernah stel klep. Letaknya di dalam cylinder Head, jumlahnya 16
untuk DOHC, 8 untuk SOHC
Ignition
Timing / Waktu pengapian (DOHC/SOHC)
Adalah waktu pengapian (spark/ignition) yang terjadi pada
combustion chamber (pada saat power stroke) relativ terhada posisi piston dan
kecepatan angular crankshaft.
Setting yang tepat akan mempengaruhi ketahanan mesin, keiritan
bahan bakar dan performa mesin. Untuk DOHC standar pengapian 8 +/- 2 derajat.
Untuk SOHC standar pengapian 4 +/- 2 derajat
Timing
Belt (DOHC/SOHC)
Part yang berfungsi untuk mengontrol timing dari katup. Timing
belt menghubungkan crankshaft dengan camshaft yang kemudian mengontrol buka dan
tutupnya katup.
Letaknya di samping kiri cylinder Head, bentuknya belt yang
bergigi pada bagian dalamnya, pada penggantian timing belt disarankan untuk
sekalian mengganti idler-nya.
Radiator
(DOHC/SOHC)
Adalah alat yang didesign sebagai heat exchanger atau untuk
mentransfer energi panas dari satu media ke media lain untuk keperluan
pendinginan atau pemanasan.
Intake
Air Temperature.(IAT)
Sensor temperature udara masuk (Intake air temperature) merupakan
sensor koreksi yang biasanya terpasang pada air cleaner atau hose antara air
cleaner dengan throttle body. Sensor ini berupa thermistor dengan bahan
semikonduktor yang mempunyai sifat semakin panas temperature maka nilai
tahanannya semakin kecil.
Sensor
Intake air temperature memiliki 2 kabel
yang keduany dari Engine Control
Modul (ECM). ECM akan mensuplay tegangan sebesar 5 volt dan
memberi ground untuk sensor. Karena nilai tahanan pada sensor bervariasi akibat
perubahan temperature maka tegangan yang mengalir dari ECM juga bervariasi.
Variasi tegangan inilah yang dijadikan dasar bagi ECM untuk menentukan
temperature udara masuk yang tepat sebagai input untuk menentukan koreksi
jumlah bahan bakar yang disemprotkan oleh injector. Pada kendaraan Suzuki yang
menggunakan Intake air temperature sensor adalah Baleno 1.6, Baleno 1.5, Escudo
2.0,Aerio,Baleno Next G ,EverY, XL7, New Escudo 1.6.
Posisi
Intake air temperature sensor pada air cleaner dapat dilihat pada gambar

Gambar.
Posisi IAT pada Air Cleaner
Gambar.
Skema Intake Air Temperature terhadap ECU
Hubungan antara nilai resistensi pada intake
air temperature sensor dan kenaikan temperature dapat dilihat pada gambar

Gambar .
Grafik hubungan antara nilai resistensi dan temperature
Throttle
Body
Fungsi throttle body adalah sebagai saluran
utama yang dilalui oleh udara sebelum masuk ke intake manifold. Konstruksi
throttle body dapat dilihat pada gambar
Gambar.Konstruksi
Throttle Body
Komponen-komponen
pada throttle body dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Throttle valve.
Throttle valve berfungsi untuk membuka dan menutup saluran utama
yang dilalui udara pada throttle body.Digerakan oleh acceleration pedal (pedal
gas).
b.Throttle
Position Sensor (TPS)
Throttle Position Sensor (TPS) adalah sensor pada sistem EFI yang
berfungsi mendeteksi bukaan throttle valve dengan menggunakan potensiometer.
Throttle
Position Sensor terletak menempel pada throttle body (Gambar 18)
dan wujudnya adalah potensiometer (variable resistor) yang dihubungkan dengan
poros throttle valve, untuk mendeteksi posisi bukaan katup gas (throttle valve)
tersebut secara akurat, dengan outputnya adalah tegangan 0 – 5 volt yang
dikirim ke Eletrical
Control
Unit (ECU).
Gambar.
Letak Throttle Position Sensor pada Throttle Body.
Throttle position sensor (TPS) adalah sebuah potensiometer yang
secara konstan mengirim berbagai sinyal bertegangan ke ECU. Potensiometer
adalah semacam resistor yang mengubah gerakan mekanik menjadi sebuah voltage.
Pada Throttle Position Sensor, voltage ini berhubungan langsung dengan throttle
valve position.
Ketika
pengemudi menekan pedal gas, maka
Throttle Valve terbuka. Setelah
Throttle Valve terbuka, sinyal bertegangan tinggi dikirim dari
Throttle Position Sensor ke ECU.
Informasi yang diterima ECU diterjemahkan sebagai Acceleration
Mode dan Decceleration Mode

Gambar.
Skema Throttle Position Sensor terhadap ECU
Gambar.
Output Tegangan TPS terhadap bukaan Throttle Valve
Throttle
Position Sensor terdiri atas 2 type :
1.Throttle
Position Sensor Rotary
2.Throttle
Position Sensor Linear
Kedua tipe ini mempunyai sebuah koil yang kabelnya mempunyai
perlawanan terhadap material lain. Kabel paling akhir dihubungkan ke massa. Kabel
yang lain dihubungkan ke reference voltage 5 volt (V REF) dari ECM. Sebuah
slide atau wiper blade dihubungkan ke poros throttle valve dan bergerak
sepanjang koil selama perubahan throttle position. Kedua type TPS dapat dilihat
pada gambar

Gambar.
Dua type Throttle Position Sensor, Rotary dan Linear .
Fast Idle Air Control (FIAT) berfungsi untuk menambah jumlah udara
yang masuk ke saluran udara masuk (intake air chamber) saat katup gas (throttle
valve) tertutup dan temperature masih dingin. Dengan bertambahnya jumlah udara
masuk maka Engine
Control Modul (ECM) akan mendeteksi dan akan menambah bahan bakar
yang disemprotkan ke injector sehingga putaran mesin menjadi lebih tinggi dari
putaran idle (Fast idle).
Fast Idle Air Control terbuat dari thermo wax yang bekerjanya
sesuai dengan temperature mesin. Jika temperatur mesin masih dingin, maka
thermo wax belum mengembang sehingga jumlah udara yang masuk melalui saluran
bypass menjadi lebih banyak.

Gambar.
Posisi Thermo wax
Saat temperature mesin panas maka thermo wax akan mengembang dan
saluran bypass akan menyemipt, jumlah udara yang masuk menjadi berkurang,
putaran idle.
Pada beberapa kendaraan FIAC dipasangkan menyatu dengan IAC, namun
ada pula yang dipasang terpisah contohnya : Vitara, Baleno 1.6 dll.
Idle Air
Control (IAC)
Idle Air Control (IAC) berfungsi untuk menambah atau mengurangi
jumlah udara yang masuk ke intake air chamber saat throttle valve tertutup pada
kondisi temperature mesin masih dingin (fast idle) dan saat beban eletrik
difungsikan (idle
up). Jika beban listrik difungsikan
(lampu-lampu, A/C,P/S) maka katup Idle Air Control akan membuka untuk menambah
udara yang masuk ke intake air chamber. Dengan bertambahnya udara yang masuk,
maka Engine Control Modul (ECM) akan mendeteksi dan menambah jumlah
penginjeksian pada injector. Demikian sebaliknya, jika beban listrik tidak difungsikan
maka katup Idle Air Control (IAC) akan menutup sehingga putaran mesin kembali
ke idle.
Jika
ditinjau secara konstruksinya, Idle Air Control (IAC) terdiri atas 2 type yaitu
:
a.Type
rotary valve.
b.Type
stepping motor
Idle
Speed Adjusting Screw (ISAS).
Umum putaran stasioner (idle) telah ditentukan oleh Engine Control
Modul (ECM), namun pada beberapa jenis mesin efi/epi masih menggunakan Idle
Speed Adjusting Screw (ISAS) untuk mengatur besar kecilnya putaran stasioner (idle)
secara manual.
Jika pada karburator, Idle Speed Adjusting Screw (ISAS) disetel
untuk mempengaruhi besar kecilnya pembukaan katup gas (throttle), maka pada
mesin efi/epi, ISAS disetel untuk mempengaruhi besar kecilnya udara yang masuk
ke intake air chamber saat idle.
ISAS ditempatkan tidak pada saluran udara IAC, melainkan pada
saluran bypass yang berbeda.

Gambar .
ISAS terpasang pada Throttle body
Mass Air Flow (MAF) berfungsi mendeteksi jumlah udara yang masuk
ke intake air chamber.Jika ditinjau secara konstuksinya, MAF sensor terbagi
atas 3 jenis (type) :
a.Measuring
Plat Type
b.Measuring
Core Type H
c.Heat
Resistor Type.
a.
Measuring plat type.
Sensor ini terdiri dari plat pengukur, pegas pengembali dan
potensiometer. Udara yang masuk ke intake air chamber akan dideteksi dengan
gerakan membuka dan menutupnya plat pengukur. Plat pengukur ini ditahan oleh
sebuah pegas pengembali.
Plat pengukur dan potensiometer bergerak pada poros yang sama,
sehingga sudut membukanya plat pengukur akan merubah nilai tahanan
potensiometer.

Gambar.
Konstruksi MAF Sensor type plat.
Variasi nilai tahanan ini akan dirubah menjadi output voltase
sensor ke ECM sebagai dasar untuk menentukan banyaknya jumlah udara yang masuk
ke intake air chamber.
Air flow meter tediri dari inti pengukur, pegas pengembali,
potensiomete, rumah dan lain-lain. Terpasang diantara saringan udara dan intake
manifold. Sensor ini mendeteksi jumlah uadara yang masuk ke dalam mesin dan
mengirim informasi ke
ECM sebagai sinyal voltase. ECM menggunakan sinyal ini sebagai
salah satu input ke ECM untuk mengontrol besaran penginjeksian.
Measuring core bergerak kea rah samping sebanding dengan jumlah
udara yang masuk. Pada posisi tersebut atau jumlah udara yang masuk dideteksi
oleh potensiometer yang dipasang pada measuring core.
Pada type ini, sensor jumlah udara masuk menjadi satu unit dengan
sensor temperature udara masuk. Voltase referensi 5 volt dari ECM digunakan
pada sensor jumlah masuk dan sensor temperature udara masuk.
Ketika slider potensiometer bergerak melalui resistor sesuai
dengan jumlah udara masuk (besarnya aliran udara masuk) sinyal voltase yang
keluar ke ECM bevariasi sesuai pergerakan slider

Gambar.
Konstruksi MAF sensor type core
Head resistor type sebagai komponen dasarnya saat ini hampir
digunakan pada semua jenis kendaraan efi/epi. Head resistor mempunyai sifat
dapat berubah nilai tahanannya apabila temperature di permukaan resistor
berrubah. Perubahan temperature pada permukaan resistor diakibatkan oleh
gerakan aliran udara yang melewati permukaan heat resistor.
Variasi
tahanan ini akan dirubah dalam bentuk variasi voltase yang akan dikirim ke
ECM sebagai dasar untuk menentukan banyaknya udara yang masuk ke
intake air chamber. Sensor type ini biasanya terdapat 3 jenis kabel yaitu kabel
input dari ECM (12 volt), output dari sensor ke ECM (variasi 0 – 5 volt), dan
kabel massa sensor yang akan dimassakan ke bodi kendaraan.

Gambar.
Konstruksi MAF sensor type heat resistor
Manifold
Absolute Pressure (MAP)
Manifold Absolute Pressure (MAP) adalah sensor yang mendeteksi
tekanan udara yang masuk ke intake air chamber sebagai dasar penghitungan
jumlah udara melalui IC (integrated circuit) yang terdapat di dalam sensor ini.
MAP sensor menghasilkan sinyal tegangan yang segera dikirim ke
ECM. Oleh ECM sinyal tegangan ini digunakan untuk menentukan basic injection
time.
MAP sensor terdiri dari semi konduktor type pressure converting
element yang berfungsi merubah fluktuasi tekanan manifold menjadi perubahan
tegangan dan IC yang memperkuat perubahan tegangan. Pada MAP sensor jug
terdapat 3 jenis kabel
yaitu input 5
volt (reverence voltase) dari ECM,Ground dan output dari sensor ke ECM
bervariasi antara 0- 5 volt.

Gambar.
Konstruksi MAP Sensor
Hubungan antara Output voltage dengan
perubahan jumlah udara masuk berdasarkan kevakuman pada intake manifold