12 Kebiasaan harianmu yang bisa menjadikan mentalmu jadi buruk!
Bahkan kebiasaan itu
sebenarnya bisa memberikan banyak efek negatif buat kamu sendiri ke depannya.
http://firdausakmalazam.blogspot.com Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kebiasaan
kita bisa mempengaruhi kondisi psikologis atau mental kita. Emang ada? Ada.
Bahkan kebiasaan itu sebenarnya bisa memberikan banyak efek negatif buat kamu
sendiri.
Dikutip http://firdausakmalazam.blogspot.com dari huffingtonpost.com, Jumat (10/7), berikut daftar kebiasaan tersebut:
Dikutip http://firdausakmalazam.blogspot.com dari huffingtonpost.com, Jumat (10/7), berikut daftar kebiasaan tersebut:
1.
Berjalan membungkuk setiap kali berjalan
Perasaan
kita bisa mempengaruhi cara berjalan, begitu juga sebaliknya, cara berjalan
bisa mempengaruhi perasaan kita. Pernyataan ini sudah terbit dalam Journal of
Behavior Therapy and Experimental Psychiatry, lho.
Para peneliti menemukan fakta bahwa subjek yang diminta berjalan dengan bahu membungkuk dan lesu, mengalami suasana hati lebih buruk daripada mereka yang lebih semangat dan lebih tegap dalam berjalan.
Nah, mulai sekarang angkat dagumu dan tegapkan bahu untuk menjaga pandangan tetap positif. Ingat, biasakan!
Para peneliti menemukan fakta bahwa subjek yang diminta berjalan dengan bahu membungkuk dan lesu, mengalami suasana hati lebih buruk daripada mereka yang lebih semangat dan lebih tegap dalam berjalan.
Nah, mulai sekarang angkat dagumu dan tegapkan bahu untuk menjaga pandangan tetap positif. Ingat, biasakan!
2.
Mengambil foto segala sesuatu
Dear,
kamu yang suka memfoto dan menguploadnya ke berbagai macam akun media sosial
yang kamu punya, dalam jurnal Psychological Science telah tertulis bahwa dengan
begitu kamu akan lupa saat-saat berlangsungnya segala peristiwa yang sedang
kamu alami kala mengambil foto.
Jadi,
hasil studi yang tertulis di jurnal tersebut, meneliti peserta yang sedang tur
museum. Peserta yang mengambil foto segala sesuatu di sekitarnya terbukti
memiliki kesulitan mengingat item yang mereka foto.
Nah, untuk mengatasinya, mulai sekarang batasi pengambilan foto. Perbanyaklah waktu untuk menikmati semua yang kamu alami dan lihat. Dengan begitu kamu tidak resah harus buru-buru upload foto menunjukkan apa yang sedang kamu lakukan atau alami.
3. Mengizinkan orang lain meremehkanmu
Nah, untuk mengatasinya, mulai sekarang batasi pengambilan foto. Perbanyaklah waktu untuk menikmati semua yang kamu alami dan lihat. Dengan begitu kamu tidak resah harus buru-buru upload foto menunjukkan apa yang sedang kamu lakukan atau alami.
3. Mengizinkan orang lain meremehkanmu
Jangan
biasakan diri menerima remeh temeh dari orang lain. Kamu juga punya harga diri,
maka hargailah dirimu. Jangan biarkan orang lain mencorengnya. Membiarkan orang
lain meremehkanmu dan menerima apa adanya, kamu akan semakin terpuruk dan
menilai diri memang tidak berharga. SETOP!
Caranya
untuk berhenti adalah bekerja keras dan cerdaslah dan tunjukkan prestasimu.
Jangan pernah pesimis hasil kerjamu jelek. Lebih baik mencoba dan salah
daripada tidak pernah mencoba dan semakin tak tahu apa-apa, justru orang lain
akan merendahkanmu.
4. Tidak
pernah olahraga
Jika kamu
rutin olahraga sebanyak tiga kali seminggu, kamu memiliki risiko depresi yang
lebih rendah sebanyak 19%, ini menurut studi dari JAMA Psychiatry.
Setelah
meneliti sekitar 11.000 orang yang lahir antara tahun 1958 ke atas yang berusia
50, dan mencatat gejala depresi dan level aktivitas fisik secara reguler,
peneliti University College London menemukan korelasi aktivitas fisik dan
depresi.
Hasilnya
adalah orang yang depresi ternyata jarang sekali olahraga sedangkan mereka yang
aktif olahraga memiliki tingkat depresi yang rendah. Faktanya, setiap hari
mereka aktif berolahraga, risiko depresinya turun sebanyak 6%.
5.
Menunda pekerjaan
Menunda
pekerjaan, baik karena malas maupun rasa takut dan cemas karena pekerjaan itu
terasa berat, tidak akan menyelesaikan masalah. Yang ada, pekerjaan semakin
menumpuk.
Mulai
sekarang, untuk menghindari penundaan ini, kamu berjaga-jaga untuk menghindari
pula suasana hati buruk dan stres. Caranya? Olahraga, relaksasi, atau melakukan
kegiatan menyenangkan lainnya. Dengan mengambil waktu sejenak untuk
menyenangkan diri sendiri, kamu terhindar dari rasa takut, tertekan, dan
suasana hati kacau. Akhirnya, kamu selalu optimis untuk segera menuntaskan
pekerjaan.
6.
Hubungan dengan pasangan yang buruk
Tidak
jarang orang yang merasa cemas dan depresi itu karena hubungan dengan pasangan
yang tidak harmonis. Mungkin pasangannya terlalu posesif dan suka melimpahkan
masalah. Sementara orang bersangkutan merasa bahwa dialah biang masalah, alias
membenarkan tudingan sang kekasih, tentu saja dengan alasan cinta.
Nah,
guys, kembali ke poin ke-3, jangan mau menjadi kalah-kalahan pasanganmu,
padahal kamu benar. Hubungan yang sehat seharusnya bisa saling melengkapi dan
membangun, bukan justru menyakiti. Jadi, hargailah dirimu sendiri, secinta apa
pun kamu pada pasangan. Pun kamu juga menghargainya, sewajarnya. Jangan sampai
kamu menjadi korban kekerasan dalam pacaran, ya.
7.
Menganggap hidup terlalu serius
Ciri
orang seperti ini adalah mudah tersinggung dan tidak bisa luwes terhadap
kekeliruan sekecil apa pun itu. Akibatnya, pikiran dan jiwamu dipenuhi energi
negatif. Siapa pula yang mau dekat-dekat kamu?
Oh, my... Ayolah guys, hidup ini terlalu indah untuk tidak ditertawakan sesekali. Kalangan medis menyatakan tertawa bisa mengurangi kecemasan dan depresi, lho. Mulai cobalah menonton sitkom atau lawakan yang bisa membuatmu tertawa lepas, dengan begitu hormon bahagiamu bisa lepas begitu saja.
Oh, my... Ayolah guys, hidup ini terlalu indah untuk tidak ditertawakan sesekali. Kalangan medis menyatakan tertawa bisa mengurangi kecemasan dan depresi, lho. Mulai cobalah menonton sitkom atau lawakan yang bisa membuatmu tertawa lepas, dengan begitu hormon bahagiamu bisa lepas begitu saja.
8. Kamu
tidak tidur
"Tidur
mempengaruhi segalanya, termasuk emosi dan kemampuan mental, seperti dia
mempengaruhi tubuh kita," kata Diedra L Clay, PsyD, profesor di counseling
and health psychology department di Bastyr University. Dia menambahkan bahwa
tidur dapat meregenerasi malfungsi dalam sistem tubuh kita.
Jadi,
mulai sekarang, perbaiki jam tidurmu. Ambil tidur nyenyak sehingga energimu
bisa kembali terisi
9. Tidak pernah sendirian
'Me time'
itu bukan omong kosong biar kekinian lho, guys. Di tengah hiruk-pikuk kegiatan
sehari-hari, kamu tetap perlu menikmati waktu sendiri, benar-benar sendiri.
Dengan begitu kamu bisa merenung, relaksasi, dan membahagiakan diri sendiri.
10. Tidak
pernah bicara dengan siapa pun
Masih
ngotot berteman dengan si A, B, C sampai Z padahal ngomongnya lewat pesan
pribadi Facebook atau saling komen di Path? Oh, plis, itu bukan komunikasi yang
amat bermakna. Kesannya tidak seintim dan sepenting ketika kamu mengobrol
langsung dengan mereka.
Michael Mantell, seorang ahli ilmu perilaku atau behavioral sciences di San Diego, California, Amerika, menyatakan bahwa kebiasaan mengobrol virtual di akun media sosial itu mempengaruhi kemampuan kita mengobrol langsung dengan orang bersangkutan. Sebenarnya kamu merasakan nggak?
11. Tidak bisa hidup tanpa ponsel
Michael Mantell, seorang ahli ilmu perilaku atau behavioral sciences di San Diego, California, Amerika, menyatakan bahwa kebiasaan mengobrol virtual di akun media sosial itu mempengaruhi kemampuan kita mengobrol langsung dengan orang bersangkutan. Sebenarnya kamu merasakan nggak?
11. Tidak bisa hidup tanpa ponsel
Candu
terhadap ponsel memang sudah sangat lumrah sekarang ini. Yang tidak lumrah dan
bikin kita gelisah adalah jauh dari ponsel seolah akhir segalanya (tidak bisa
check in lokasi di Path, tidak bisa upload foto di Instagram, dan lain-lain).
Benar kan?
Kebiasaan
itulah yang bikin kita sering cemas. Belum lagi ada penelitian yang menyatakan
radiasi ponsel bisa mempengaruhi suasana hati dan siklus tidur. Tak heran dong,
awalnya mengantuk, eh, karena mengutak-atik ponsel (padahal isinya tidak
penting amat) jadi gagal tidur.
Nah, ada baiknya kamu mulai batasi menggunakan ponsel setiap jam, setiap detik. Belajar untuk tidak bergantung pada ponsel.
Nah, ada baiknya kamu mulai batasi menggunakan ponsel setiap jam, setiap detik. Belajar untuk tidak bergantung pada ponsel.
12.
Multitasking
Makan
siang sambil pegang ponsel buat ngecek socmed, kerja masih lirik-lirik socmed,
belum lagi disambi kegiatan lain. Inilah multitasking, mengerjakan banyak
pekerjaan dalam satu waktu. Ini salah kaprah.
Kamu pikir kamu keren dan produktif, padahal gagal total. Yang ada, kamu justru stres dan bingung sendiri mau mengerjakan yang mana dulu.
Nah, maka dari itu, utamakan yang prioritas dulu. Biarkan otakmu fokus pada satu per satu pekerjaan. Supaya otak juga tidak merasa si tuan pemiliknya kejam padanya.
Kamu pikir kamu keren dan produktif, padahal gagal total. Yang ada, kamu justru stres dan bingung sendiri mau mengerjakan yang mana dulu.
Nah, maka dari itu, utamakan yang prioritas dulu. Biarkan otakmu fokus pada satu per satu pekerjaan. Supaya otak juga tidak merasa si tuan pemiliknya kejam padanya.
Well,
kira-kira kamu masih mau melanjutkan kebiasaan di atas? Kesehatan mentalmu lho!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar